Tugas M13 & M14 (Manajemen Layanan Sistem Informasi #)
MANAJEMEN MASALAH
Manajemen masalah
berdasarkan ITIL adalah “Identifikasi penyebab dari satu atau lebih insiden.
Penyebab dari masalah (problem) biasanya tidak diketahui pada saat
catatan masalah dibuat, dan proses manajemen masalah (problem management)
bertanggung jawab untuk investigasi lebih lanjut”
Dalam
praktik yang ideal, proses manajemen masalah dilakukan dengan menganalisis tren
terhadap data insiden yang berulang (problem is recurring incident).
Proses ini dinilai lebih efisien bagi suatu organisasi karena dengan menemukan
penyebab masalah, maka diharapkan solusi yang ditemukan dapat membuat
organisasi terhindar dari masalah yang sama di kemudian hari.
Mengapa kita memerlukan proses manajemen masalah?
1.
Proses manajemen masalah yang belum efektif akan memberikan
dampak negatif bagi organisasi.
2.
Penerapan proses manajemen
masalah yang efektif akan:
1.
Memastikan
proses analisis penyebab insiden masalah berjalan dengan baik, sehingga dapat
menjadi dasar bagi peningkatan layanan TI yang berkesinambungan.
2.
Meningkatkan
kepuasan dari pelanggan terhadap layanan TI.
3.
Memberikan
dampak positif bagi kinerja tim TI yang menjadi agen dukungan layanan karena
akan mengurangi waktu penanganan terhadap masalah.’
Berikut
adalah 8 tips praktik terbaik dari proses manajemen masalah yang dapat
digunakan dalam manajemen Kelola Layanan:
1.
Mulai dengan
lingkup awal yang realistis
2.
Membuat
dokumentasi pencatatan masalah
3.
Memahami
lingkungan teknis dan bisnis
4.
Fokus kepada
solusi yang permanen
5.
Menjadi
Proaktif
6.
Kendalikan
Proses Perubahan
7.
Membuat
catatan kesalahan yang diketahui (known
error)
8.
Melihat
pencapaian dari proses
MANAJEMEN KONFIGURANSI
Manajemen konfigurasi merupakan pusat dari informasi terkait
sistem dan layanan TI yang ada dalam perusahaan maupun organisasi. Proses
manajemen konfigurasi ini menantang untuk di Implementasikan karena
beberapa hal berikut :
1. Secara tradisional, lingkungan IT
lebih mempertimbangkan nilai secara finansial dari nilai secara operasional.
2. Proses dalam mengelola informasi
infrastruktur TI masih belum terintegrasi dan terstandarisasi (misalnya
menggunakan spreadsheet secara terpisah dan dikelola oleh masing-masing tim).
3. Belum maksimalnya proses
mengumpulkan, mengelola, dan menautkan informasi yang penting bagi setiap
disiplin proses sistem dan layanan TI lainnya.
Implementasi dari Manajemen konfigurasi akan merubah cara
berfikir dari tim pengelola TI, dengan beralih dari proses Kelola Infrastruktur
TI yang sebelumnya dimiliki oleh tim operasional secara terpisah menjadi satu
basis data yang terintegrasi atau yang biasa disebut CMDB (Configuration
Management Database).
Salah satu cara untuk memahami bagaimana peranan manajemen
konfigurasi dalam kerangka proses ITIL adalah dengan contoh berikut:
1. Manajemen Insiden
Salah satu perangkat jaringan
(Router) di ruang perangkat server mengalami gangguan dan dengan cepat
menginisiasi proses manajemen Insiden, pengguna mulai menghubungi tim IT untuk
melaporkan gangguan dan meminta bantuan akan insiden tersebut.
2. Manajemen Perubahan
Tim Kelola database mengajukan
permintaan Perubahan kepada tim Kelola manajemen perubahan, Informasi yang ada
dalam CMDB dapat menjadi referensi bagi tim Kelola manajemen perubahan untuk
melihat konfigurasi dari database tersebut.
Manfaat dan keuntungan dari Basis Data Manajemen Konfigurasi
(CMDB) :
1. Mengurangi kesalahan administratif,
proses, dan pemrograman
2. Meruntuhkan penghalang antara TI dan
bisnis — CMDB menghapus kesulitan dalam berbagi dan membantu orang, proses, dan
teknologi bekerja bersama secara lebih efisien.
3. Pengelolaan yang lebih proaktif —
CMDB memungkinkan organisasi mengelola perubahan dalam lingkungan TI mereka
secara lebih baik.
4. Mengelola risiko dengan lebih baik,
meningkatkan keamanan — organisasi TI dapat menggunakan data CMDB untuk menilai
risiko terhadap bisnis yang terkait dengan kerentanan yang teridentifikasi
pada server.
5. Melacak setiap perubahan dalam perangkat lunak — Data dari CMDB bisa memberi tahu organisasi jika terdapat penggunaan perangkat lunak yang tidak sah atau illegal.
Proses
untuk melihat keterkaitan antara komponen penunjang infrastruktur TI akan
menjadi lebih mudah dengan implementasi CMDB, akurasi informasi dari CMDB juga
dapat digunakan untuk menunjang keamanan informasi dan kerentanan dari
infrastruktur TI dengan memahami keterhubungan antara masing-masing komponen
yang berpotensi terbuka pada manajemen konfigurasi dan kritikalitas dari
pengamanan yang dibutuhkan.
MANAJEMEN PERUBAHAN
Manajemen perubahan atau Management of
Change adalah sebuah upaya dan pendekatan yang dilakukan secara
terstruktur dan sistematis yang dimanfaatkan guna membantu individu, tim
ataupun organisasi dengan menerapkan sarana, sumber daya dan pengetahuan dalam
merealisasikan perubahan dari kondisi sekarang menuju suatu kondisi yang lebih
baik secara efisien dan efektif untuk memperkecil dampak dari proses perubahan
itu.
Pendekatan Manajemen Perubahan
·
Pendekatan Rasional-Empiris
Pendekatan rasional-empiris digunakan
dengan dasar keyakinan bahwa perilaku orang mampu diprediksi dan mereka akan
memberikan perhatian khusus atas kepentingannya sendiri.
·
Pendekatan Normatif-Reedukatif
Pendekatan ini akan lebih fokus pada
bagaimana seorang manajer perubahan mampu memberikan pengaruh atau bertingkah
laku dengan berbagai cara tertentu, agar selanjutnya para anggota manajer mampu
melakukan perubahan.
·
Pendekatan Kekuasaan-Koersif
Pendekatan ini akan memaksa pihak manajemen
perubahan untuk melakukan caranya secara semena-mena oleh sebagian pihak secara
naif oleh sebagian yang lain, dan sering menjadi bentuk standar dalam manajemen
perubahan.
·
Pendekatan Lingkungan-Adaptif
Premis utama yang digunakan dalam pendekatan manajemen ini adalah bahwa walaupun mereka berubah berdasarkan insting, namun mereka berusaha menghindari segala bentuk kerugian, jadi sebenarnya mereka mempunyai kemampuan dalam beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi baru.
Jenis-jenis Manajemen Perubahan
Harischandra (2007) menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis
perubahan dalam suatu organisasi berdasarkan sifatnya, yakni:
· Smooth incremental change, perubahan akan terjadi secara lambat, sistematis, dan bisa
diprediksi serta mencakup atau seluruh rentetan perubahan dalam kecepatan yang
cenderung konstan.
· Bumpy incremental change, adalah perubahan yang mempunyai periode relatif tenang dan
sesekali disela dengan percepatan gerakan perubahan dengan dipicu oleh
perubahan lingkungan organisasi dan bisa juga berasal dari internal, seperti
adanya tuntutan dalam meningkatkan efisiensi dan perbaikan metode kerja.
· Discontinuous change, adalah perubahan yang ditandai dengan adanya pergeseran cepat terhadap struktur, budaya, strategi dan ketiganya secara bersamaan. Perubahan ini lebih bersifat revolusioner dan juga cepat.
Fase dan Tahapan Manajemen Perubahan
Haines (2005) mengatakan terdapat beberapa fase yang dapat
ditempuh dalam melakukan manajemen perubahan, yaitu:
·
Fase A: Positioning Value (menentukan posisi strategis). Fase ini adalah tahapan dalam suatu
sistem berpikir dimana apa yang menjadi tujuan atau posisi strategis perusahaan
bisa dijelaskan secara gamblang.
·
Fase B: Measures Goals (mengukur tujuan). Fase ini akan
menentukan berbagai ukuran dan mekanisme yang diperlukan untuk menilai apakah
tujuannya bisa atau telah tercapai.
·
Fase C: Assessment Strategy (Strategi Asesmen). Dalam fase ini akan
ditentukan kesenjangan antar situasi terkini dengan situasi yang memang
diinginkan, sehingga dapat ditentukan kebijakan untuk mencapai seluruh situasi
dan kondisi secara lebih baik.
· Fase D: Actions Level-level (aktivitas perubahan). Fase ini adalah fase
penerapan dan penjelasan strategi yang selanjutnya akan diintegrasikan seluruh
kegiatan, proses, hubungan dan perubahan yang diperlukan untuk bisa mengurangi
kesenjangan atau untuk menerapkan tujuan yang sudah ditetapkan pada fase A.
· Fase E: Environment Scan (identifikasi lingkungan eksternal). Fase ini akan melakukan seluruh identifikasi lingkungan eksternal yang mampu memengaruhi perubahan. Hasil dari identifikasi akan memberikan arah dan perubahan yang kelak akan dilakukan.
MANAJEMEN RILIS DAN
PENYEBARAN
Manajemen perilisan adalah teknik yang digunakan untuk
mengelola, merencanakan, dan mengontrol pembaruan perangkat lunak melalui
berbagai tahapan yang berbeda. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas,
kecepatan, dan efisiensi peluncuran perangkat lunak. Teknik ini memastikan tim
siap dengan informasi yang benar pada waktu yang tepat sehingga meningkatkan
kemungkinan peluncuran produk yang sukses.
Siklus hidup manajemen perilisan terdiri dari lima langkah
yang meliputi perencanaan, pembangunan, pengujian, persiapan, dan penyebaran
pembaruan perangkat lunak. Setiap tahap penting untuk mengatur dan
melaksanakan perilisan yang sukses dengan benar.
1. Perencanaan perilisan
Langkah pertama meluncurkan perangkat lunak adalah memulai
perencanaan dengan para pemangku kepentingan dalam tim pengembangan. Meskipun
ada beberapa cara untuk melaksanakan langkah ini, inisiatif umum seperti
mengadakan rapat awal, menyusun kasus bisnis, dan membuat struktur perincian
kerja untuk menguraikan dependensi proyek.
2.
Pembangunan Perilisan
Langkah kedua dari proses perilisan
adalah yang paling memakan waktu karena anggota tim benar-benar mulai
mengembangkan perangkat lunak. Pada tahap ini, semua tugas harus diberikan
kepada para pemangku kepentingan, dan informasi proyek harus sudah dikomunikasikan.
3. Pengujian
perilisan
Fase pengujian
mungkin jauh lebih penting dari membangun perangkat lunak. Fase ini sangat
penting untuk memastikan perangkat lunak berjalan dengan benar dan siap
diluncurkan. Mendapatkan bantuan anggota tim untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan bug yang muncul itu berguna, tetapi Anda juga harus memulai
pengujian pengguna pada langkah ini.
4. Persiapan
perilisan
Dalam tahap
persiapan perilisan perangkat lunak, tim harus selesai membuat perubahan yang
diperlukan dan mengoptimalkan fungsi dalam lingkungan uji coba. Ini memastikan
setiap bagian perangkat lunak berfungsi dengan baik dan siap diluncurkan.
5. Penyebaran
perilisan
Tahap akhir dari
perilisan perangkat lunak melibatkan penggunaan manajemen penyebaran. Ini
adalah proses mengeksekusi ide perangkat lunak awal dan melibatkan pemindahan
fungsi ke lingkungan aktual.
Untuk menyebarkan perilisan perangkat lunak, diperlukan lebih banyak pengujian untuk memastika semua fungsi dipertahankan di lingkungan aktual. Setelah hal ini selesai, ada baiknya untuk terus mengevaluasi integrasi dan membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan fungsionalitas.
Metodologi manajemen perilisan
Meskipun perilisan
perangkat lunak harus mengikuti lima langkah di atas, apa pun metode yang
digunakan, ada beberapa cara berbeda yang dapat Anda lakukan untuk menjalankan
perilisan. Ini termasuk pengembangan Agile dan pengembangan waterfall.
Pengembangan Agile
Pengembangan Agile
atau adalah metode manajemen proyek yang melibatkan perencanaan perilisan
perangkat lunak secara bertahap.
Pengembangan Waterfall
Meskipun agak mirip dengan pengembangan Agile dalam hal pembagian tugas, pengembangan waterfall diatur dalam jalur linier. Ini berarti, setiap tugas terikat pada suatu dependensi dan tugas berikutnya tidak akan dimulai sampai dependensi sebelumnya selesai.
MANAJEMEN PENINGKATAN
LAYANAN BERKELANJUTAN
Setelah solusi layanan manajemen
telah dilaksanakan, adalah penting untuk tidak duduk kembali dan berpikir bahwa
pekerjaan telah selesai. Semua aspek lingkungan akan terus berubah, dan penyedia
layanan harus selalu terus mencari perbaikan. peningkatan pelayanan
berkelanjutan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perbaikan ini
diidentifikasi dan diimplementasikan. Kinerja penyedia layanan TI terus diukur
dan perbaikan yang dibuat untuk proses, layanan TI dan infrastruktur TI untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan efektivitas biaya.
Peningkatan Pelayanan
berkelanjutan (CSI) bertujuan untuk memberikan nilai bisnis dengan memastikan
bahwa pelaksanaan manajemen pelayanan terus memberikan manfaat bisnis yang
diinginkan.
CSI memiliki tujuan sebagai
berikut:
·
Untuk meninjau, menganalisis dan membuat
rekomendasi di mana perbaikan dapat dilakukan pada setiap titik sepanjang
siklus hidup.
·
Untuk meninjau dan menganalisis prestasi
tingkat layanan terhadap sasaran.
· Untuk mengidentifikasi dan menerapkan
kegiatan individu untuk meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi dan
efektivitas proses manajemen pelayanan.
·
Untuk meningkatkan efektivitas biaya
memberikan layanan TI tanpa mempengaruhi kepuasan pelanggan.
· Untuk menerapkan metode manajemen
berkualitas untuk menunjang kegiatan perbaikan berkesinambungan.
CSI harus menjadi tujuan bagi
setiap orang dalam organisasi, tetapi kegiatan perbaikan hanya akan terjadi jika
mereka dikelola dengan baik. Seorang pemilik senior yang responsible harus
diangkat dan mereka harus memiliki otoritas yang tepat
DASAR PROSES PERBAIKAN BERKELANJUTAN
Ada lima jalan dasar untuk perbaikan:
1. Mengurangi resources( Sumber daya)
2. Mengurangi kesalahan
3. Mencapai atau melebihi keinginan
konsumen
4. Jadikan proses aman
5. Jadikan proses lebih memuaskan bagi
yang melakukanya.
DAFTAR
PUSTAKA :
https://itgid.org/proses-manajemen-masalah/
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-perubahan/
https://asana.com/id/resources/release-management
https://fauziarab.wordpress.com/2016/06/17/peningkatan-pelayanan-berkelanjutan/
0 Response to "Tugas M13 & M14 (Manajemen Layanan Sistem Informasi #)"
Post a Comment